BAB 7
MENERAPKAN POLA GILIR DALAMBERKOMUNIKASI
A.
Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat yang Santun dalam Berkomunikasi
Dalam
berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk mempertimbangkan situasi
berbicara. Pertimbangan ini memunculkan bentuk ragam berbahasa. Situasi resmi
tentu berbeda dengan situasi tidak resmi. Pembicaraan pada situasi resmi
cenderung menggunakan kata, bentukan kata, serta ungkapan yang baku. Berbeda
dengan ragam tidak resmi yang digunakan saat santai, saat bergaul, dan dalam
suasana akrab (konsultatif) tidaklah harus menggunakan bentukan kata dan
susunan kalimat yang baku.
Perhatikan
contoh berikut!
1.
Terima kasih saya ucapkan atas kehadiran Bapak dan Ibu sekalian di
tempat ini
dalam rangka memenuhi undangan kami
2.
Makasih, ya, atas kedatangan kamu semua pada perayaan hari ulang
tahunku!
3.
Thanks berat, ye! Akhirnya, lu pada dateng juga ke sini tuk menuhin
undangan
gue.
Kalimat nomor satu sangat berbeda dengan nomor dua dan tiga, baik pada tataran
pilihan kata, bentukan kata maupun susunan gramatikal kalimatnya. Kalimat nomor
satu digunakan dalam situasi resmi, sedang-kan kalimat kedua dan ketiga dalam
bentuk situasi umum atau akrab.Pada situasi santai atau akrab, seseorang lebih
bebas memilih kata dan bentukannya daripada saat situasi resmi atau formal.
Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun, yang terpenting adalah bisa
menciptakan komunikasi yang efektif dan lancar.Untuk mencapai komunikasi yang
efektif proses penyampaian dan etika berbahasa yang santun tetap harus
diperhatikan. Kata-kata kasar sebaiknya dihindari. Selain kurang pantas,
kata-kata kasar juga menyinggung pera-saan orang lain. Di samping itu, dalam
situasi komunikasi yang terdiri atas dua atau lebih orang, sikap saling menghargai
dan menerapkan pola gilir dengan memberikan kesempatan berbicara akan
menciptakan kelancaran serta
suasana yang
lebih nyaman.
B.
Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi
Pemahaman
terhadap pola gilir sangat penting dalam keberhasilan berkomunikasi. Komunikasi
harus berjalan dua arah (ada yang men-dengarkan dan ada yang berbicara). Dengan
adanya pola gilir diharapkan komunikasi akan seimbang dan berjalan lancar
karena adanya proses
pergantian
bicara sesuai topik pembicaraan atau sesuai keperluan.
Beberapa
sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi
antara lain seperti berikut
1.
Menghargai mitra bicara.
Dalam
kegiatan berkomunikasi, kita tidak boleh meremehkan lawan bicara, bagaimanapun
keadaan lawan bicara tetap kita hormati dan hargai.
2.
Peka terhadap kesempatan
Dalam
kegiatan berkomunikasi secara lisan, sering terjadi dominasi satu pihak saat
bicara terhadap pihak lain. Kita harus sadar dan mengetahui kapan saatnya kita
bicara dan kapan saatnya kita diam untuk mendengarkan sehingga proses
komunikasi berlangsung lancar
dan nyaman.
3.
Sadar akan relevansi pembicaraan.
Komunikasi
berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan jika pembicaraan sesuai dengan
permasalahan sehingga tercipta komunikasi yang efektif dan lancar.
4.
Memilih kata yang tepat
Memilih dan
menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesuai dengan situasi
komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi. Berkomunikasi dalam
kondisi dan situasi apa pun tetap memperhatikan etika berbahasa yang santun
hindari
kata-kata
kasar, kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan
pihak yang
diajak bicara.
C. Penerapan
Pola Gilir dalam Berbagai Situasi
Menerapkan
pola gilir komunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi berikut.
(1)
Suasana kehidupan sehari-hari, seperti di rumah tangga, di sekolah, di
pasar, di kantor , di arisan, dan sanggar.
(2)
Diskusi kelompok, seperti di sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka, dan di
dunia kerja.
(3)
Film atau sinetron
(4)
Naskah drama dan pementasan drama
Berikut
beberapa contoh penerapan pola gilir dalam berkomunikasi.
1.
Penerapan Pola Gilir dalam Diskusi
Diskusi
adalah bentuk kegiatan berbicara dalam rangka membahas sesuatu masalah secara
teratur dan terarah. Diskusi bertujuan mencari jalan keluar, pemecahan masalah,
membuat keputusan, atau simpulan. Untuk dapat memahami pola gilir berkomunikasi
dalam satu diskusi, kita harus memahami lebih dahulu hal-hal yang berkaitan
dengan diskusi. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan diskusi, antara lain
sebagai berikut.
a.
Unsur-Unsur Diskusi
Unsur-unsur
yang terlibat dalam diskusi, adalah sebgai berikut.
(1)
Pemimpin/Moderator, bertugas merencanakan dan mempersiapkan dengan teliti topik
diskusi, membuka diskusi, mengatur jalannya diskusi, serta menutup diskusi.
(2)
Sekretaris, bertugas mencatat jalannya diskusi, masalah-masalah yang dilakukan
peserta, saran maupun jawaban penyaji dari awal sampai akhir.
(3)
Penyaji/pemakalah/pemrasaran, bertugas menyampaikan pemba-hasan dengan
sistematis, mudah dipahami, tidak menyinggung peserta, terbuka, dan bersikap
objektif dalam meninjau suatu persoalan.
(4)
Peserta diskusi, bertugas menanggapi, memberi masukan, dan lain-lain.
b.
Jenis-jenis diskusi
Berdasarkan
ruang lingkupnya, diskusi dibedakan seperti berikut.
(1)
Diskusi kelompok,adalah jenis diskusi yang biasa dilakukan di dalam kelas untuk
membahas suatu masalah.
(2)
Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang
disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan
khalayak/pendengar,penonton.
Khalayak
diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.
(3)
Seminar,adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli
(misalnya guru besar atau pakar)
(4)
Simposium,adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato
singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang
sama.
(5)
Kongres,adalah pertemuan wakil organisasi untuk mendiskusikan dan mengambil
keputuan mengenai pelbagai masalah.
(6)
Konferensiadalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat
mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
(7)
Lokakaryaadalah pertemuan antara para ahli atau pakar untuk membahas masalah
praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan di bidang keahliannya.
(8)
Sarasehanadalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mende-ngarkan pendapat
para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.
c.
Teknik dan Tahapan dalam diskusi
Teknik
diskusi berkaitan dengan bentuk dan jenis diskusi. Untuk tatanan sekolah,
bentuk diskusi cukup bersifat umum dan sederhana.
Ada dua
tahap dalam pelaksanaan diskusi, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
atau penampilan.
1)
Tahapan Persiapan
a.
Tahap persiapan dilaksanakan dengan tujuan memperoleh kesepakatan mengenai hal
yang akan dibicarakan.
b.
Membagikan tugas kepada para calon pembicara atau penyaji jika pembicara lebih
dari satu.
2)
Tahap Pelaksanaan
Ada empat
tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan diskusi.
a)
Pembukaan
Pimpinan
diskusi mengemukakan pokok masalah yang akan disampaikan dan memperkenalkan
calon pembicara.
Contoh
ucapan moderator:
1.
Dalam diskusi kali ini, kita akan membicarakan ....
2.
Marilah kita buka diskusi ini dengan membaca/berdoa ....
3.
Saya perkenalkan pembicara dalam diskusi ini ialah Saudara ... notulis Saudara
....
b)
Pelaksanaan diskusi
Pemimpin
diskusi mempersilakan para pembicara menyampaikan pandangannya. Selanjutnya
sanggahan atau dukungan dari pembicara disampaikan sesuai dengan aturan yang
telah disepakati.
Contoh
ucapan moderator:
1.
Saya persilahkan Sdr ... menyajikan makalahnya.
Contoh
Ucapan penyaji :
1.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator kepada saya untuk ....
c)
Acara tanya jawab
Pemimpin
diskusi mempersilakan para pendengar/peserta menga-jukan pertanyaan kepada
pembicara dipandu oleh pemimpin diskusi, pembicara/penyaji.
Contoh
ucapan moderator:
1.
Saya beri kesempatan 3 orang peserta mengajukan pertanyaan, pendapat
atau tanggapannya.
2.
Penanya pertama silakan ....
3.
Penyaji silahkan memberikan jawaban atau tanggapan balik (peserta yang
mengacungkan jari lebih dahulu yang diberikan kesempatan pertama dan bergilir
selanjutnya)
Contoh
ucapan peserta :
1.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan moderator. Pertanyaan saya yaitu
....
2.
Tadi saudara pembicara menjelaskan ... menurut pendapat saya ....
3.
Saya mohon kepada pembicara pertama untuk menjelaskan ....
4.
... demikian usulan dari saya.
Contoh
ucapan penyaji:
1.
Terima kasih atas pertanyaan Saudara ... dan jawaban saya sebagai berikut .....
2.
Terima kasih atas tanggapan Saudara ..... tentang ....
d)
Penutup
Pembacaan
simpulan pembahasan diskusi yang telah berlangsung oleh pemimpin diskusi.
2.
Penerapan Pola Gilir dalam Pementasan Drama
Naskah drama
dipersiapkan sebelum drama diperankan atau dipentaskan. Naskah drama adalah
cerita yang ditulis dalam bentuk dialog disertai gerak-gerik dan tingkah laku
para tokoh dalam drama. Dalam sebuah drama, kedudukan pelaku sangat penting.
Untuk mementaskan sebuah drama, seorang pemain harus memahami isidrama termasuk
proses dialog. Dalam dialog, telah diatur penggiliran pembicaraan diantara para
tokoh. Setiap tokoh telah diatur kapan saat menjawab, menanggapi, merespons
tokoh lainnya. Meskipun unsur spontan (improvisasi) ada dalam dialog drama,
namun tokoh yang berimprovisasi tetap harus memerhatikan dengan cermat saat
melakukan improvisasi dialog agar tidak bertabrakan dengan perkataan tokoh
lain.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan jika memerankan tokoh dalam drama adalah seperti
berikut.
a.
Teknik Berdialog
Agar
penonton menangkap jalan cerita drama, para pelaku harus menyampaikan dialog
dengan jelas, ucapan harus wajar, tidak dibuat-buat.
b.
Mimik
Mimik
merupakan perubahan raut muka, misalnya tersenyum karena senang, mengerutkan
dahi ketika sedang berpikir, atau menegang saat marah.
c.
Intonasi
Intonasi
ialah lagu atau irama dalam mengucapkan kalimat. Ada tekanan keras atau lembut
dalam ucapan, tempo, dan tekanan nada menaik atau menurun.
Pola gilir juga dapat dilakukan dalam membawakan acara. Untuk acara hiburan
yang cukup banyak dan panjang, biasanya dipandu oleh dua orang MC atau pembawa
acara. Kedua pembawa acara tersebut saling bergantian berbicara mengantarkan
setiap acara yang akan dipertunjukkan dan
mengomentarinya.
Dalam memberikan pengantar atau komentar, dapat diterapkan pola gilir agar tak
terjadi saling ingin bicara dan mendominasi.